
Acara pengabdian masyarakat yang diadakan oleh Dosen Program Studi Magister Pendidikan Fisika yang diketuai oleh Dr. Melly Ariska, S.Pd., M.Sc. dan Anggota pelaksana kegiatan adalah Dr. Drs. Hamdi Akhsan, M.Si. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Jumat-Sabtu, 25-26 Juli 2025 dengan tema” Pendampingan Sekolah Tangguh Iklim Melalui Pengenalan Coding Guna Mendukung Pendidikan Berbasis Lingkungan Berkelanjutan” berjalan lancar dan sukses. Dalam rangka membangun kesadaran dan ketangguhan iklim di lingkungan pendidikan, tim dosen Program Studi Maister Pendidikan Fisika FKIP Universitas Sriwijaya melaksanakan kegiatan pendampingan kepada guru-guru SMA Muhammadiyah Tubohan, Kecamatan Semidang Aji, Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan. Kegiatan ini merupakan bagian dari program pengabdian masyarakat bertajuk “Sekolah Tangguh Iklim dengan Koding”, yang mengintegrasikan literasi iklim dan pembelajaran berbasis teknologi melalui pendekatan computational thinking.
Kegiatan ini dirancang untuk memperkuat kapasitas guru dalam memahami isu-isu perubahan iklim, sekaligus membekali mereka dengan kemampuan koding dasar untuk mengembangkan media pembelajaran interaktif. Materi yang disampaikan meliputi pengenalan literasi iklim, konsep mitigasi dan adaptasi, serta penerapan koding menggunakan platform sederhana yang dapat diaplikasikan langsung dalam proses belajar-mengajar. Kepala SMA Muhammadiyah Tubohan, Ibu Siti Patimah, S.E., M.Pd. menyambut hangat kegiatan ini. “Kami sangat mengapresiasi kehadiran tim dosen FKIP Unsri. Pendekatan koding dalam pembelajaran iklim merupakan inovasi baru yang sangat relevan dan bermanfaat bagi guru dan siswa kami. Harapan kami, kegiatan ini bisa berkelanjutan dan menjadikan sekolah kami lebih adaptif terhadap isu lingkungan,” ujarnya.
Ketua pelaksana kegiatan, Dr. Melly Ariska, M.Sc., menyampaikan bahwa pendampingan ini tidak hanya berorientasi pada transfer pengetahuan, tetapi juga membangun kemitraan yang berkelanjutan antara kampus dan sekolah. “Kami ingin guru dan siswa merasakan langsung bahwa perubahan iklim adalah isu nyata, dan melalui teknologi dalam hal ini koding kita bisa menyampaikan pesan-pesan adaptasi dan mitigasi secara kreatif dan menyenangkan,” ungkapnya.
Salah satu guru peserta kegiatan, Ibu Susi Susanti, S.Pd. menyatakan bahwa kegiatan ini membuka wawasan baru baginya. “Selama ini kami menganggap koding itu hanya untuk pelajaran informatika. Tapi ternyata, bisa digunakan juga untuk membuat media pembelajaran tentang lingkungan dan perubahan iklim. Ini sangat menarik dan memberi inspirasi baru dalam mengajar,” katanya antusias.
Kegiatan ini juga melibatkan siswa sebagai peserta pelatihan mini-koding. Aulia Rahma, siswi kelas XI, mengungkapkan kegembiraannya. “Seru sekali! Saya bisa belajar membuat program sederhana yang bisa menampilkan informasi tentang cuaca ekstrem. Jadi kami lebih paham apa yang harus dilakukan saat menghadapi bencana atau cuaca buruk,” tutur Aulia.
Dengan sinergi antara dosen, guru, dan siswa, kegiatan ini diharapkan dapat menjadi cikal bakal lahirnya sekolah-sekolah tangguh iklim di Sumatera Selatan yang mampu memanfaatkan teknologi untuk menjawab tantangan lingkungan secara kreatif dan edukatif. Melalui kolaborasi ini, literasi iklim dan teknologi tidak lagi menjadi isu terpisah, melainkan bagian terpadu dalam pendidikan masa kini.
Video Youtube Kegiatan : Silahkan *Klik Disini*
Hasil Karya Guru-Guru SMA Muhammdiyah Tubohan *Klik Disini*