DASHBOARD TIPE IKLIM PROVINSI SUMATERA BARAT

Provinsi Sumatera Barat memiliki tipe iklim tropis basah yang dipengaruhi oleh sistem monsun Asia dan topografi pegunungan Bukit Barisan. Sebagian besar wilayahnya tergolong dalam klasifikasi iklim Af (hutan hujan tropis) dan Am (tropis monsun) menurut Köppen-Geiger. Iklim ini ditandai dengan curah hujan tinggi yang terjadi hampir sepanjang tahun, terutama pada bulan November hingga April saat monsun barat membawa uap air dari Samudera Hindia. Musim kemarau cenderung pendek dan tidak terlalu kering, biasanya terjadi pada bulan Juni hingga Agustus. Suhu udara rata-rata berkisar antara 23–27°C, dan di wilayah dataran tinggi seperti Bukittinggi atau Padang Panjang, suhu bisa lebih sejuk, sekitar 17–22°C.

Gambar 1. Klimatologi Bulanan Pulau Sumatera

Selain curah hujan tinggi, wilayah ini juga memiliki kelembaban relatif yang tinggi, di atas 80%, serta sering terbentuk awan konvektif yang memicu hujan lokal dan badai petir. Kondisi ini menjadikan Sumatera Barat memiliki lingkungan yang subur, sangat mendukung pertumbuhan hutan hujan tropis. Variasi topografi dari dataran rendah hingga pegunungan menyebabkan terjadinya iklim mikro di berbagai wilayah. Secara keseluruhan, Sumatera Barat termasuk daerah yang tidak memiliki musim kemarau yang ekstrem, namun memiliki peralihan musim yang cukup nyata pada bulan Mei dan Oktober, ketika pola angin dan intensitas hujan berubah secara dinamis.

Gambar 2. FFT SM Minangkabau

Hasil Analisis FFT SM Minangkabau menunjukkan pola yang mirip untuk wilayah ini. Pola yang terbentuk adalah dua puncak curah hujan, namun curah hujan 12-bulanan lebih kuat dibanding pola curah hujan 6-bulanan. Oleh sebab itu, wilayah ini merupakan bagian wilayah Monsonal. Karena pola curah hujan yang kuat adalah pola curah hujan 12-bulanan.